TERAS, Manado- Sebanyak 20 organisasi peduli perempuan, yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Sulut (GPS) mendesak James Arthur Kojongian (JAK) mundur dari jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD Sulut dan keanggotaannya di lembaga perwakilan rakyat tersebut.
GPS mendatangi kantor DPRD di kawasan jalan Kairagi, Manado untuk menyerahkan tuntutan mereka kepada Badan Kehormatan dan Pimpinan DPRD Sulut, Senin (1/2/2021) pukul 11.00 Wita.
Soal desakan mundur dari masyarakat, kata JAK biarlah ia diberi kesempatan dalam menyelesaikan proses kehidupan dalam berumah tangga.
“Atas desakan-desakan maupun keinginan dari masyarakat atau LSM, ya saya harus menanggapinya. Itu merupakan kewenangan dari mereka, tapi lihatlah saya, kehidupan pribadi saya pun ini menjadi peristiwa yang harus saya mampu selesaikan dan menjadi tanggung jawab saya pribadi saya siap menyelesaikan dengan baik,” kata JAK terbata-bata menjawab pertanyaan usai diperiksa Badan Kehormatan DPRD Sulut, Senin (1/2/2021) siang.
Saat ditanya wartawan kondisi hubungannya dengan istri, JAK mengaku sudah baik dan kondusif.
“Dengan istri saya, sudah berjalan dengan baik dan kondusif. Dan sampai peristiwa sampai hari inioun komunikasi kami dan kehidupan keluarga kami mungkin berjalan dengan baik,” tukasnya.
Sebelumnya dalam jumpa pers di DPRD Sulut, GPS menyatakan bahwa peristiwa video viral mobil yang diduga dikemudikan oleh JAK sungguh sangat memalukan dan mencoreng citra Lembaga DPRD Sulut, karena terjadi di ranah publik dan melibatkan James Arthur Kojongian sebagai salah satu pimpinan DPRD.
“Perbuatan JAK sebagai pejabat di lembaga terhormat, seharusnya menjadi panutan perilaku moral dan beretika. Kejadian ini telah menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sulut,” tegas mereka. (YSL)