TERAS, Manado – Anggota Komisi I DPRD Sulawesi Utara Henry Walukow mengatakan di Desa Mapanget, Minahasa Utara, ada beberapa spot jalan yang menjadi jalur Bandara Sam Ratulangi ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang sampai saat ini belum dibayarkan oleh pemerintah.
“Bahkan hampir semua yang masuk wilayah Mapanget itu belum ada penyelesaian ganti rugi, sedangkan KEK ini adalah program super prioritas,” ungkapnya saat diwawancara usai melaksanakan reses III di Desa Mapanget, Rabu (24/11).
Legislator daerah pimilihan Minahasa Utara-Bitung ini menyebut, di spot-spot yang lain, seperti Desa Talawaan sudah ada yang dibayarkan.
“Begitu juga Desa Kolongan, Desa Tatelu sampai Wasian juga sudah banyak yang diselesaikan. Yang memprihatinkan di Desa Mapanget ini. Desa ini adalah titik nol jalur KEK, dan sampai saat ini belum ada penyelesaian ganti rugi oleh pihak pemerintah,” jelasnya.
Menurutnya, ini tentunya akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi dirinya yang ada di dapil Minahasa Utara.
“Saya akan menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Jangan nantinya keterlambatan pembayaran ini menghambat program atau progres daripada Kawasan Ekonomi Khusus yang menjadi daerah super prioritas,” sebutnya.
Politikus Partai Demokrat itu menilai, pemerintah dianggap hampir tidak siap untuk membayar lahan-lahan yang terkena daripada jalur KEK Bandara-Likupang.
“Ini contoh nyata di Desa Mapanget. Belum ada pembayaran sama sekali. Padahal sosialisasi sudah dari beberapa tahun yang lalu. Makanya ini akan disampaikan di paripurna hasil reses,” ucap Walukow.
Selain itu, kata dia, di Desa Talawaan juga merupakan salah satu lokasi jalur KEK yang masih ada tarik ulur.
“Itu aspirasi yang disampaikan saat reses. Karena diduga ada oknum pejabat yang menginginkan rute KEK ini melewati lahan miliknya tersebut,” ungkapnya.
Selain jalur KEK, aspirasi yang ada di Desa Mapanget, juga menyangkut infrastruktur jalan baik provinsi maupun kabupaten.
“Juga drainase dan trotoar jalan. Aspirasi seperti ini juga sama dengan yang ada di Desa Kolongan dan Tetey,” kata Wlaukow. Kemudian, ada juga aspirasi di bidang pertanian.
“Bantuan pertanian masih minim. Kelangkaan pupuk dan bibit. Ini jadi masalah hampir setiap desa. Termasuk alat-alat pertanian yang masih minim. Ini yang saya dapatkan hari ini,” tandas Walukow.
Dalam rangka penanganan dan penanggulangan Covid-19, Walukow menggelar reses dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. (SMM)