TERAS, Airmadidi– Meski wilayahnya memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan daya 19 MW, warga desa Tanggari Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara masih sering menikmati pemadaman listrik.
Hal ini menjadi keluhan yang disampaikan Sekretaris Desa (Sekdes) Tanggari Jefferson Pangemanan kepada anggota DPRD Sulawesi Utara (Sulut) Johny Panambunan yang menjaring aspirasi dalam pelaksanaan reses di desanya, Kamis (24/3/2022).
“Desa kami, istilahnya memiliki listrik 19 MW. Tapi terus mengalami pemadaman listrik. Alasannya selalu pohon rubuh di jaringan listrik,” ungkap Pangemanan.
Aspirasi serupa juga disampaikan warga setempat, Henrik Runtukahu. Ia mengatakan bahwa meski jalan desa Tanggari menjadi akses alternatif Minahasa-Minut-Bitung, tapi jalan di desa mereka tidak memiliki penerangan.
“Jalan kami adalah jalan lingkar yang merupakan jalan alternatif yang menghubungi Tondano Minahasa sampai Bitung. Tapi sudah jalannya sempit dan gelap gulita karena tak ada penerangan,” tambah Runtukahu.
“Saat warga ada hajatan, pasti jalan langsung macet. Bahkan pak Gubernur (Olly Dondokambey, red) pernah terjebak macet karena jalan kami sempit jika ada acara,” tambah Kepala Jaga VI, Yanni Karundeng.
Menjawab aspirasi warga desa Tanggari, Johny Panambunan mengatakan akan memasukannya pada Pokok-pokok Pikiran (Pokir) yang akan diperjuangkan DPRD Sulut kepada Pemerintah, sesuai dengan kewenangan.
Selain dua aspirasi ini, warga setempat juga minta diperjuangkan jalan rawan longsor di objek wisata pemandian air panas, dan sekolah yang memiliki talud tapi juga rawan longsor. (YSL)