TERAS, Manado– Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni mengacu kepada sejarah dicetuskannya Pancasila oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, lebih tepatnya dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang pertama.
“Sejarah ini tidak bisa dilupakan oleh seluruh kita semua,” ucap anggota Fraksi PDIP DPRD Sulawesi Utara, Fabian Kaloh, Selasa (31/5/2022).
Ia mengatakan, begitu pentingnya sejarah lahirnya pancasila 1 Juni 1945 maka Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017 lalu.
“Sebagai warga negara Indonesia, Pancasila sudah final sebagai Ideologi dan Dasar Negara, sebagai Pandangan hidup Bangsa. Di sinilah kita melihat keindahan dan luar biasanya Indonesia dengan Pancasila,” ungkapnya.
Menurut anggota Komisi I bidang Pemerintahan dan Hukum ini, ada negara dengan ideologi Ketuhanan (Teokrasi) tapi jadi ekstrim dan hanya agamanya yang paling benar.
“Ada negara yang menekankan aspek kemanusiaan, tapi mengeluarkan Tuhan dalam kehidupan manusia. Yang penting manusiawi dan berbuat baik. Padahal tanpa perspektif spiritual/religius, maka kemanusiaan mudah dimanipulasi untuk kepentingan sendiri (yang kelihatannya baik). Kemanusiaan hanya akan mendapatkan nilai terdalam ketika ada perspektif Tuhan di dalam hidupnya (sebagai citra Allah),” terang Kaloh panjang.
Selanjutnya kata dia, ada negara yang menekankan aspek persatuan nasional atau nasionalisme, tanpa peduli nilai kemanusiaan (hakekat kebebasan dan spiritual – unsur rohaninya). Nasionalisme sempit menyebabkan bangsa yang lain jadi musuh/lawan.
Ada negara yang sangat menekankan demokrasi (kerakyatan) tapi lebih secara politis sempit, terjebak dalam kepentingan mayoritas. Padahal kebenaran sekalipun hanya satu orang, tetaplah kebenaran.
Ada negara yang menekankan keadilan sosial tapi terjerumus ke dalam sosialisme, dan menghilangkan Tuhan dan nilai-nilai spiritual religius.
“Karena itu betapa Indonesia kita diberkati dengan Pancasila. Di mana Ketuhanan, Kemanusiaan, Nasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial terintegrasi satu sama lain, dan dimahkotai serta disinari dengan Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Pancasila kita melihat harapan dunia akan nilai kemanusiaan, kebersamaan, gotong royong, keadilan sosial dan damai sebagai nilai universal yang diinginkan semua orang,” tukasnya. (YSL)