TERAS, Manado – Tak hanya nama Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang sedang bersaing menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 nanti. Sejumlah kader PDIP juga disebut berpeluang mendapatkan restu partai. Salah satunya adalah putras Sulut, Olly Dondokambey.
Nama Gubernur itu masuk daftar kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah dipersiapkan untuk dicalonkan di Pilpres 2024.
Alasannya, Olly yang juga Bendara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP mampu merahkan Sulut.
Dikepemimpinan Olly, PDIP menguasai hampir semua kabupaten dan kota di Sulut termasuk provinsi.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat diwawancarai usai menghadiri pelantikan 15 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Banteng Muda Indonesia (BMI) kabupaten dan kota yang dilaksanakan di Yama Resort Tondano, Minahasa, Sulut, Sabtu (11/6/2022).
“Capres nanti, masih ada banyak waktu lihat itu, dan Ibu Mega nanti yang akan ambil keputusan,” katanya.
Hasto menyebut, PDIP telah mempersiapkan kader-kader partai untuk bertarung di Pilpres 2024.
“Kita punya kader-kader yang telah dipersiapkan, ada Mbak Puan, Pak Ganjar, ada Bu Risma, termasuk Pak Olly Dondokambey,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kepemimpinan Olly Dondokambey juga luar biasa.
“Terbukti (Olly) mampu merahkan Sulawesi Utara, mambangun kemajuan dan kepemimpinan Indoensia di Pasifik itu nanti juga ikut ditentukan dari kepemimpinan Pak Olly Dondokambey di Sulawesi Utara,” ungkap Hasto.
“Sehingga ini merupakan proses kaderisasi. Tetapi terkait dengan calon Ibu Mega lah yang akan mengambil keputusan,” sambungnya.
Terkait koalisi PDIP khususnya di Pilpres, Hasto menyebut, PDIP terus membangun kerja sama dengan partai politik (parpol) lain.
“Kerja sama bagi PDI Perjuangan dalam perspektif historis kita bekerjasama dengan Muhammadiyah, partainya ada PAN, dan NU partainya ada PKB ada PPP, kemudian Golkar, Gerindra, semua mendapat tempat di PDI Perjuangan,” ujarnya.
Dikatakannya, skala prioritas PDIP saat ini adalah membantu rakyat.
Persoalan inflasi akibat perang Ukraina merupakan persoalan serius yang disikapi.
Selain itu, ketertinggalan dalam kualitas pendidikan dibanding Singapura dan Malaysia, itu merupakan persoalan yang harus segera diatasi.
“Sehingga persoalan pemimpin tidak hanya aspek elektoral, tetapi juga bagaimana pemahaman terhadap persoalan bangsa dan memiliki agenda bagi masa depan yang lebih baik,” tandas Hasto. (*)