TERASMANADO.COM – Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene turun langsung mengkampanyekan stop stunting dengan memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan dan penanganannya kepada masyarakat di Desa Rumoong Bawah, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Senin (11/9/2023).
Dalam sosialiasi ini Felly ikut menggandeng Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Manado. BBPOM mengambil bagian dengan mengedukasi warga terkait obat dan makanan aman.
Kurang lebih 350 warga ikut kegiatan ini. Mereka tampak antusias mengikuti sosialiasi tersebut. Apalagi para warga diberikan hadia ketika menjawab pertanyaan dengan benar yang ditanyakan oleh BBPOM.
Felly mengatakan, masalah stunting di Indonesia memerlukan penanganan yang tepat karena bisa menjadi salah satu ancaman serius bila tidak dilakukan tindakan pencegahan.
Terlebih pemerintah sendiri sudah menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Jangan sampai anak-anak kita kehilangan masa depan karena infeksi gizi, karena bicara masalah gizi buruk pada balita tidak hanya terkait masyarakat miskin tetapi juga bisa terjadi pada orang berada.
“Kenapa? Banyak perempuan yang akan menikah sampai harus melakukan diet sehingga mempengaruhi kondisi gizi dalam tubuh kemudian pada proses kehamilan akhirnya ikut mempengaruhi gizi janin dalam kandungan, ini problem kita sekaligus tanda awas bagi kita,” terang FER sapaan akrabnya di hadapan masyarakat.
Di sisi lain Ketua DPP Partai Nasdem itu juga mengungkapkan, faktor terjadinya gizi buruk juga disebabkan berbagai hal termasuk infrastruktur seperti ketersediaan air bersih, kondisi rumah yang tidak sehat, kebersihan jamban bahkan termasuk masalah pendidikan serta makanan yang tidak memenuhu unsur sehat. Hal ini memerlukan peran semua pihak termasuk pemerintah yang ada di pusat, pemerintah daerah maupun desa dan kelurahan.
“Kenapa 22 Kementerian dan lembaga dilibatkan untuk menyelesaikan stunting sampai 2024 dengan target 14,5 persen bahkan Pak Presiden telah mengeluarkan Perpres 72 tahun 2021 karena ini menjadi ancaman yang harus menjadi perhatian serius pemerintah, jangan sampai kita kehilangan putra-putri kita kalau hal ini tidak diperhatikan,” kata Felly.
“Kita perlu seriusi bersama karena sebagus apapun programnya tapi kalau tidak ditindak lanjuti daerah nol juga, bagaimana koordinasi daerah dengan pusat duduk bersama dalam mengatasi persoalan stunting ini,” sambungnya.
FER juga mengingatkan arti pentingnya pemberian imunisasi lengkap, 14 jenis imunisaai agar memiliki kekebalan yang baik terhadap virus dan bakteri.
“Imunisasi ini penting bukan seperti makan rica langsung pedis dampaknya akan dirasakan beberapa tahun kemudian,” paparnya.
Bahkan FER mencontohkan Wakil Ketua DPRD Minsel Paulman Runtuwene yang mudah terserang penyakit bahkan harus perawatan ke luar negeri akibat kurangnya Imunisasi.
Felly pun mengajak masyarakat yang hadir untuk sama-sama mencegah stunting dengan berbagai informasi yang benar, baik kepada pasangan yang akan menikah, ibu yang tengah hamil serta pemberian Asi dan Makanan yang bergizi buat bayi dan anak.
“Generasi bangsa yang sehat, kuat dan tangguh akan ditentukan oleh pasangan terutama ibu sejak hamil hingga tumbuh dewasa dan dalam jenjang penddikan. Jadi rajin ke posyandu jangan malas, jangan sampai anak kita lahir stunting,” imbaunya.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut ikut dihadiri Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulut Stella Runtuwene, Wakil Ketua DPRD Minsel Paulman Runtuwene dan Kepala BPPOM di Manado Agus Yudi Prayudana, S. Farm, Apt, M.M dan jajaran, hingga pihak pemerintah desa setempat. (IVO)