TERAS, Manado- Cuaca ekstrem melanda wilayah Sulawesi Utara dalam dua hari terakhir hingga Sabtu (16/1/2020) siang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, cuaca ekstrem ini berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan lain-lain.
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle menjelaskan, ada beberapa penyebab cuaca ekstrem di Sulut.
Sesuai pantauan BMKG, selain La Nina, ada beberapa fenomena cuaca yang memberikan dampak yang cukup signifikan di wilayah Sulut.
“Pertama adalah gelombang tropis aktif yang mengakibatkan pertumbuhan awan-awan hujan yang lebih signifikan. Lalu kedua, kelembapan udara yang relatif tinggi dan suhu muka laut yang hangat sehingga mendukung supplay massa udara basah di Sulawesi Utara,” kata Ben saat seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu siang.
Penyebab lainnya adalah adanya pertemuan-pertemuan angin dan perlambatan angin yang memicu hujan lebat dan potensi petir di wilayah-wilayah terbentuknya.
“Topografi tiap-tiap daerah di Sulawesi Utara juga mempengaruhi karakteristik cuaca di wilayah tersebut,” ujarnya.
Dia menuturkan, periode Januari-Februari diprakirakan hujan untuk wilayah Sulut secara umum masih berada pada kategori menengah hingga tinggi (50mm-200mm/dasarian atau perminggu).
“Hal ini diakibatkan oleh gangguan-ganguan atmosfer,” sebut Ben.
Ia menambahkan, daerah-dearah yang tingkat potensi terjadi hujan lebat dan potensi terjadi bencana hidrometeorologi tinggi di Sulut, yakni Minahasa, Tomohon, Minahasa Utara, Manado, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow dan sekitarnya, Minahasa Tenggara, Sangihe, Sitaro serta wilayah Kotamobagu.
“Tetapi untuk wilayah lainnya juga agar tetap waspada,” imbaunya.
Ben menyatakan, pihaknya terus memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem baik 1-3 jam dan peringatan dini satu mingguan untuk wilayah potensi terjadi hujan lebat kepada stakeholder.
“Yang di dalamnya ada pemerintah daerah, BPBD, TNI-Polri, Basarnas dan lain-lain melalui WhatsApp grup dan informasi langsung lainnya untuk mewaspai potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi,” sebutnya.
Ia juga mengimbau bagi masyarakat yang rawan banjir dan tanah longsor, di bantaran sungai dan lereng bukit untuk lebih berhati-hati.
“Harus waspada dan tanggap potensi bencana hidrometeorologi serta pantau terus informasi peringatan dini dari kami yang bisa didapat di Intagram Infocuaca_Sulut dan Facebook BMKG Sulawesi Utara,” imbaunya. (SMM/KCM)