Hujan Lebat, Manado Dikepung Banjir dan Longsor

TERAS, Manado – Hujan lebat disertai petir di Sulawesi Utara mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa, Jumat (22/1/2021).

Khusus di Kota Manado, banjir terjadi di sejumlah kelurahan.

Di antaranya, di Kelurahan Karombasan Kompleks TK Pembina, Terminal Karomabasan, Perumahan PDK Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kelurahan Taas, dan Kelurahaan Ranomuut.

Pantauan wartawan, pukul 16.41 WITA banjir di Ranomuut banjir sudah mencapai lutut orang dewasa. Di ruas jalan Ranomuut-Perkamil, sejumlah kendaraan terpaksa balik arah karena air makin tinggi.

Terlihat warga di lokasi itu mulai keluar rumah dan berdiri di depan lorong rumah mereka mengantisipasi banjir makin naik.

Kampus Farmasi di Jalan Manguni, Kelurahan Perkamil, juga terendam banjir. 

Tak hanya itu, hujan lebat yang melanda Manado mengakibatkan salah satu sungai, tepatnya sungai Bahu meluap. Air sungai masuk ke rumah warga.

Sementara di Minahasa, banjir terjadi di Perumahan Puri Alfa Mas Pineleng. Hujan lebat juga mengakibatkan longsor di ruas jalan Manado-Tomohon.

Longsor terjadi di beberapa titik di ruas jalan itu.

Informasi yang dihimpun, jalur Tomohon ke Manado saat ini ditutup, antisipasi longsor di wilayah Tinoor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah membuat analisa sementara penyebab hujan lebat yang mengakibatkan longsor dan banjir di Manado dan Minahasa.

Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini adanya pusat tekanan rendah atau LPA (1008 hPa) di Laut China Selatan dan LPA (998 hPa) di Laut Timur yang membentuk sirkulasi siklonal menyebabkan pola gradiend angin di Sulawesi Utara yaitu konvergensi massa udara atau pertemuan massa udara di wilayah Sulawesi Utara.

“Massa udara yang bertemu di Sulawesi Utara merupakan massa udara basah yang terbawa dari Samudera Pasifik sebelah barat,” katanya lewat pesan singkat, Jumat.

Menurut Ben, teridentifikasi labilitas atmosfer (pengamatan udara atas) pada jam 00 UTC memiliki indeks-indeks labilitas yang kuat dan memiliki energi besar untuk mendukung terjadinya pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di wilayah Sulawesi Utara khususnya Kota Manado dan sekitarnya.

Kelembaban udara di lapisan 850mb = 80 %, 700mb = 80 % dan 500 mb = 100 % (kelembapan udara dari lapisan rendah hingga tinggi terpantau sangat tinggi yang menunjukan kelembapan udara dari lapisan bawah hingga lapisan atas sangat basah sehingga mendukung pertumbuhan awan-awan CB di wilayah Sulawesi Utara.

“Kondisinya atmosfer demikian mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dalam durasi waktu yang lama,” ujarnya.

Hingga pukul 18.15 WITA, hujan dengan intesitas sedang hingga lebat masih melanda Kota Manado. (SMM/kompas.com)

Latest from Teras Nasional