- TERAS, Manado- Anggota DPRD Sulut Sandra Rondonuwu mengkritisi penyaluran kredit Bank SulutGo (BSG) untuk pelaku usaha seperti pertanian dan peternakan.
Sandra menyampaikan ini saat rapat bersama BSG daat pembahasan Laporan Keterangan Pertanghungjawaban (LKJP) Gubernur tahun 2020, di ruang paripurna Kantor DPRD Sulut, Selasa (20/4/2021).
Ia mengatakan, sesuai penjelasan Direksi BSG, memang akibat Covid-19 sangat berdampak pada dunia perbankan. Meski demikian, BSG tetap menunjukkan capaian kinerja dengan pertumbuhan year on year (yoy) 2,52 persen. Itu sudah termasuk kategori bank yanh sehat.
Namun, apakah karena Covid-19 ini menjadi alasan satu satunya sehingga dalam proses penyaluran kredit kepada warga masyarakat mengalami kendala. Sandra pun meminta gambaran dan penjelasan dari Direksi BSG.
“Karena saya mendapatkan hal-hal yang dikeluhkan warga masyarakat, baik saya temui dan disampaikan kepada saya didapati bahwa ada kredit tanpa angunan Rp 50 juta ke bawah dan mereka sulit mendapatkan kredit sebesar itu. Jangankan Rp 50 juta , Rl 30 juta mereka agak sulit mendapatkan,” ungkap Sandra.
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, itu terjadi di beberapa tepat kegiatan usaha.
“Ada juga kredit bagi usaha pertanian dan peternakan yang batas pengembaliannya hanya enam bulan. Dengan syarat ini, mereka yang mau berusaha di bidang itu merasa sangat keberatan kalau kemudian diberikan kredit dan pengembaliannya hanya dalam waktu enam bulan,” ujarnya.
Terkait hal ini, Direktur Utama Revino Pepah menjelaskan, BSG memang menyalurkan kredit mikro. Kredit mikro ini sudah dilakukan atau disalurkan BSG dalam beberapa tahun terkahir. Kurang lebih 5-6 tahun terakhir.
“Memang di tahun 2020 ini karena covid kita jadi lebih selektif karena harus kita ketahui tingkat pengembalian nasabah jadi jelek saat pandemi Covid-19. Jadi ada risiko yang harus bank hadapi. Yang pasti ini menjadi koreksi bagi Bank SulutGo ke depan,” tandasnya. (SKM)