Tegaskan Puan Penerus Mega, Kandouw: Syukur Bung Rio Mau Terjun ke Politik

TERAS, Manado– Banyak doa dan harapan diucapkan masyarakat untuk Megawati Soekarnoputri pada hari ulang tahunnya yang ke 75, Minggu (23/1/2022). Termasuk yang dilakukan oleh para kader PDIP di Sulawesi Utara (Sulut).

Dipimpin oleh Wakil ketua DPD I PDI Perjuangan Sulut, Steven Kandouw, ucapan selamat hari ulang tahun untuk Megawati yang disapa sebagai ibu bangsa Indonesia digaungkan dari atas hutan gunung Tumpa HV Worang.

Steven Kandouw yang juga adalah Wakil Gubernur Sulut mengatakan bahwa HUT PDIP yang ke 49 adalah momentum paling baik bagi para kader dan pengurus partai untuk berkontemplasi instrospeksi diri, serta mengevaluasi semua keberadaan.

Sedangkan HUT Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang ke 49 disebut Kandouw sebagai bukti ketegaran seorang ibu bangsa.

“Bagaimana perjuangan ibu Megawati yang masih berdiri melawan badai, melawan panas matahari, ombak dan gelombang demi menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Menjaga pancasila, menjaga UUD 45 bahkan menjaga kita semua,” ucap Kandouw dalam orasi politiknya.

 

Ia bahkan menyebutkan bahwa jika sekarang ini kader-kader PDIP mendapatkan peran untuk mengabdi sebagai eksekutif, menjadi menteri, sampai Dirut Pasar, Pala, Sat pol PP hingga petugas Damkar, adalah tak lepas dari peran penting Megawati menjaga bangsa ini.

“Apalagi yang menjadi Bupati/Walikota dan anggota fraksi. Semua ini karena perjuangan dan pemberian diri ibu Megawati di umur yang begitu panjang, melihat airmata yang sudah tidak terhitung banyaknya. Kita di Sulawesi Utara harus menyadari bahwa beban dari ibu Mega suatu saat diberikan kepada kita-kita,” ujar Kandouw.

Ia pun menyampaikan syukurnya karena kader-kader ideologi PDIP kian banyak. Secara regional maupun nasional, semakin banyak yang menyatakan diri menjadikan kiblat politiknya kepada PDIP.

“Saya yakin untuk kesinambungan PDIP ke depan, keterkaitan anak ideologi tidak cukup. Yang paling penting adalah anak ideologi dan anak biologis, yang mohon maaf figur hanya ada di diri mbak Puan Maharani untuk melanjutkan kepemimpinan ibu Megawati,” tegas dia.

Menurut mantan Ketua DPRD Sulut itu,  PDIP sudah kenyang dengan keroyokan opini-opini media yang mengdiskreditkan partainya. Yang seakan-akan menganggap Puan Maharani belum pantas memimpin negeri ini.

“Soekarno jadi Presiden pada umur 44 tahun. Mbak Puan tahun ini 49 tahun. 2024 mbak Puan sudah 52 tahun. Sudah kenyang pengalaman menjadi menteri. Bukan menteri abal-abal, tapi Menko dan sekarang ini menjabat Ketua DPR RI. Logika apa yang dipakai sehingga disembur-semburkan mbak Puan belum layak memimpin republik ini,” tanya Kandouw.

Secara faktual, kata Kandouw, PDIP tidak punya media taraf nasional. Kompetitor PDIP yang punya.

“Tapi ingat, dulu survei selalu menempatkan PDIP di bawah. Setelah menang, PDIP selalu di atas. Dan masih banyak contoh-contoh di daerah yang kita alami. Dulu pasangan ROR-Robby Dondokambey (Bupati dan Wabup Minahasa periode sekarang, red). surveinya 3 persen, tapi akhirnya menang 53 persen. Survey Andrei Angouw-Richard Sualang hanya 6 persen, tapi menang. Frangky Wongkar dan Pendeta Petra surveinya rendah, tapi menang,” timpal Kandouw.

Menurut dia, lawan-lawan politik PDIP melupakan militansi kader PDIP yang sangat kuat. “Mereka lupa dengan kepala batunya PDIP. Mari kita pertahankan militansi kita. Mari kita menangkan PDIP di 2024,  bukan hanya tiga periode tapi selamanya,” tegasnya dengan membara.

Kandou juga menyampaikan terima kasih kepada Rio Dondokambey, selaku Ketua Panitian HUT PDIP dan HUT Megawati di Sulut.

“Terima kasih bung Rio. Momentum menanam pohon ini sudah sangat tepat. Menanam pohon itu berarti kita sadar makna filosofis lingkungan,” katanya,

Tapi di balik itu, tambah Kandouw, PDIP sadar betul dengan regenerasi. Partai yang baik itu berarti sukses menjadi alat rekrutmen politik. UU sudah menjamin kepemempinan di republikini adalah melalui partai.

“Karena itu jangan pandang enteng dengan kaderisasi. Saya senang dengan PDIP Sulut. Kalau di nasional kita sepakat bahwa tongkats estafet itu harus mbak Puan Maharani. Itu juga analog dengan kita di Sulut. Syukur saya dan sangat terharu bung Rio mau terjun di politik. Karena politik ini mulai dari pengorbanan bukan instan,” tandas Kandouw.

“Saya dari tahun 1997. So rasa talalu lama di kepengurusan struktural. Harus ada orang-orang yang baru. Kita harus berani tunjuk penerus kita. Tak terkecualia pak Tonny Supit, pak Frangky Wongkar, pak Andrei Angou juga. Walaupun anak-anak pak Andrei masi kecil-kecil. Tapi kita harus berani tunjuk mereka dan transfer charisma kepada mereka agar menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan,” tutup dia.

Sedangkan dalam sambutan dan laporannya sebagai Ketua Panitia, Rio Dondokambey mengatakan bahwa momentum HUT PDIP dan HUT Megawati dimanfaatkan dengan menanam pohon.

“Karena kita semua tahu, ibu Megawati sangat dekat flora. Dan kegiatan-kegiatan ini bisa dirangkaikan untuk persiapan memenangkan Pemilu dan Pemilukada tahun 2024 nanti,” ucap Rio.

Turut hadir pada kegiatan tersebut, Bupati Minsel Frangky Wongkar,  Bupati Minahasa Royke Roring, Bupati Sitaro Evangeline Sasingen, Wabup Sitaro John Palandung, Ketua DPRD Sulut Fransiscus Andi Silangen dan anggota Fabian Kaloh dan Tony Supit, , Ketua DPRD Manado Altje Dondokambey dan lainnya. (YSL)

Latest from Headline