TERAS, Manado- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (7/9/2022).
Dalam ujuk rasa itu, massa aksi juga meminta aparat penegak hukum menindak tegas mafia-mafia BBM di Sulut.
Para demonstran diterima pimpinan dan anggota DPRD Sulut, yakni Wakil Ketua DPRD Billy Lombok, Victor Mailangkay, dan anggota Ronald Sampel, Henry Walukow, Jems Tuuk, dan Melky Pangemanan.
Massa aksi diterima para anggota dewan di depan pintu gerbang. Setelah berdiskusi, para massa aksi kemudian diizinkan masuk ke halaman depan Gedung DPRD Sulut.
Di situ mereka menyampaikam beberapa aspirasi dan langsung didengarkan pimpinan dan anggota DPRD.
Setelah mendengar aspirasi para demonstran, pimpinan dan anggota DPRD kemudian memberikan tanggapan terkait tuntutan aspirasi yang disampaikan.
Wakil Ketua DPRD Sulut Billy Lombok mengatakan, pihaknya menyambut dengan hangat dan membuka ruang seluas-luasnya bagi para mahasiswa untuk mengajukan apsirasi.
“Yang tentunya merupakan bagian tugas kami untuk membawa aspirasi dari kawan-kawan sekalian,” katanya.
Sekretaris Partai Demokrat Sulut ini menambahkan, bahwa kami dari Fraksi Partai Demokrat DPRD Sulut sudah jelas.
“Kita menolak kenaikan harga BBM. Kami menyatakan setujuh bersama-sama dengan mahasiswa menolak kenaikan BBM. Kiranya Tuhan menyertai kita,” ujar Lombok.
Hal yang sama disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat Henry Walukow.
“Sama dengan statement kami beberapa hari yang lalu, bahwa rakyat menjerit, rakyat lagi susah, torang ada deng ngoni, torang ada deng rakyat menolak kenaikan harga BBM di seluruh Indonesia,” sebut Walukow.
Senada disampaikan Anggota Fraksi Partai Demokrat Ronald Sampel. Menurut dia, kenaikan harga BBM jelas sangat berdampak pada semua lini.
“Saya Ronald Sampel dari Fraksi Partai Demokrat dengan ini dan hari ini menyatakan kami bersama rakyat menolak kenaikan harga BBM,” tegas Sampel yang merupakan legislator dapil Nusa Utara. (*)