TERAS, Manado – Lukisan milik seniman Sam Sianata dengan judul “Go Green Taruparwa” akan dilelang di luar negeri dengan taksiaran harga Rp 1 triliun. Harga ini dinilai kecil karena lukisan yang diluksi pada 2013 itu memiliki pesan penting untuk dunia.
Lukisan Go Green Taruparwa menggelorakan untuk menjaga kelestarian lingkungan, semangat persaudaraan dan persatuan bangsa dengan tema ‘Kita Semua Bersaudara’. Lukisan ini juga aktualisasi dari pengalaman Sam Sianata selama kurang lebih 25 tahun lalu.
Sam menceritakan awal mula ia membuat lukisan tersebut. Pada tahun 2012 ia ikut terlibat di dalam penanaman pohon menghijaukan Gunung Merapi. Penanaman pohon dilakukan di lerang Merapi pasca-erupsi termasuk pinggiran sungai. Kegiatan ini melibatkan masyarakat untuk bersama-sama menghijaukan Merapi.
“Kegiatan ini namanya Go Green Taruparwa. Momen bersejarah ini kita juga mengajak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama-sama tokoh agama untuk menanam pohon, menanamkan semangat pelestarian lingkungan, menanamkan kedamaian, kerukunan antarumat beragama,” ujar Sam saat berbicang dengan Kompas.com di rumahnya di Casa De Viola Grand Kawanua, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (29/3/2024).
“Supaya ivent ini tidak hilang, saya wujudkan dalam lukisan Go Green Taruparwa,” kata Sam menceritakan.
Ia mengungkapkan, lukisan itu memuat dua hal yang besar. “Pertama, lukisan ini ingin menyampaikan kepada dunia bahwasanya kita harus selalu menggelorakan semengat menanam pohon, mengingat ancaman kerusakan dunia itu nyata dan dampaknya sudah kita rasakan,” tuturnya.
Kedua, kata dia, harus terus disuarakan bahwa kedamaian dan kerukunan itu mutlak diingatkan terus menerus. “Ibarat kita slogan-slogan yang mendinginkan di tengah-tengah masyarakat, apalagi setelah pemilu ini cukup panas, kita harus selalu mengelorakan perdamaian, kerukanan dan persatuan bangsa,” sebutnya.
Dia menegaskan, dalam lukisan ini ada satu misi lagi yang ia ingin capai. Menurut dia, Indonesia ini bangsa besar dan memiliki budaya banyak sekali.
“Saya ingin para seniman-seniman ini berkarya mewujdukan visi dan misi yang besar supaya karyanya ini menjadi agung dan besar untuk membesarkan nama bangsa kita sendiri. Tentunya dengan karya besar dan agung saya yakin dunia juga akan menghargai karya kita dengan imbalan yang besar pula,” kata Sam dengan nada optimis.
Dia merencanakan lukisan tersebut akan dilelang di Christie’s Hongkong atau di New York, Amerika Serikat. Karena di sanalah sebauah karya seni bisa dihargai yang pantas oleh dunia.
“Kalau ini dihargai yang pantas, saya berharap ini menjadi spirit atau lokomotif bagi pelukis lainnya untuk menciptakan karya seni yang besar yang bervisi luas,” katanya.
Dia sudah mempertimbangkan lukis tersebut akan dilelang dengan harga Rp 1 triliun.
“Saya yakin kalau investor memaknai apa yang saya sampaikan bahwa ini sebuah karya besar, misi besar dan di dalam story-nya melibatkan tokoh-tokoh besar, institusi besar ada TNI-Polri, maka saya yakin Rp 1 triliun sebuah hal yang kecil sebetulnya. Saya yakin bisa lebih daripada yang saya tergetkan,” jelas Sam.
Sam Sianata diakui sebagai sosok multitalenta. Selain melukis, Sam dikenal sebagai seorang pengusaha. Ia juga dikenal aktivis. Selain itu, dia juga mahir menciptakan lagu, maskot hingga puisi.
Bahkan salah satu logo ciptaan Sam Sianata, Maskot Pariwisata Jakantara telah ditetapkan sebagai representasi negara bidang Pariwisata yaitu sebagai Maskot Pariwisata Indonesia tahun 1996-2000 dalam program Dekade Kunjungan Indonesia (Dekuni). (ivo)