/

15 Kasus Hepatitis Akut Misterius Terdeteksi, Menkes: Menular Lewat Makanan Masuk ke Mulut

Menkes RI Budi Sadikin

TERAS, Jakarta- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut virus hepatitis akut misterius menular melalui asupan makanan yang masuk melalui mulut.

“Virus ini (hepatitis akut misterius) menular lewat asupan makanan, lewat mulut,” kata Budi dalam keterangan resmi, Senin (9/5/2022).

Dengan demikian, Budi menyarankan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan seperti rajin mencuci tangan.

Lebih lanjut, Budi menuturkan virus ini mayoritas menyerang balita dan anak-anak di bawah usia 16 tahun.

“Menyerang lebih banyak di bawah 16 tahun, lebih banyak lagi di bawah 5 tahun,” ujarnya.

Adapun ciri-ciri orang yang terjangkit virus ini di antaranya mengalami buang air besar yang disertai dengan demam.

Infografis gejala Hepatitis akut misterius.

Budi mengatakan pengecekan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) perlu dilakukan bagi masyarakat yang terjangkit virus ini.

“Itu di cek SGPT dan SGOT-nya kalau sudah di atas 100 di-refer (dirujuk) ke fasilitas kesehatan terdekat. SGPT dan SGOT normalnya di angka 30-an,” tutur Budi.

Diketahui, saat ini Kementerian Kesehatan tengah melakukan koordinasi dan diskusi dengan WHO dan beberapa negara di Eropa untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius tersebut.

“Kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya hepatitis akut ini. Penelitian dilakukan bersama-sama agar bisa dideteksi cepat penyakit ini,” jelasnya.

“Kemungkinan besar adalah Adenovirus 41 tapi ada juga banyak kasus yang tak ada Adenovirus 41 ini. Masih dicari penyebabnya” imbuhnya.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat 15 kasus hepatisis akut misterius di temukan di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan sejak 27 April 2022.

“Tanggal 27 April, Indonesia menemukan tiga kasus di Jakarta dan kita keluarkan edaran agar semua rumah sakit dan dinsos melakukan surveillance. Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus,” kata Budi.

Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan koordinasi dan diskusi dengan WHO dan beberapa negara di Eropa untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius tersebut. (YSL)

Sumber: cnnindonesia.com

Latest from Headline