TERAS, Manado – Komandan TKN Golf Muda David Herson mengungkap alasannya masuk di politik. David sendiri merupakan seorang pendeta. Dia juga seorang pengusaha muda.
Menurut david, begitu banyak persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, dan terkadang sebagai pemimpin umat kita hanya bisa berdoa dan menonton apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Mulai dari kemiskinan, intoleransi terhadap umat beragama, anak-anak yang tidak sekolah, anak-anak yang mengalami stunting dan gizi buruk, sumber daya alam kita yang belum terolah dengan baik, dan setumpuk persoalan yang dialami oleh bangsa ini.
Kita hanya bisa menontonnya, mendoakannya, tapi kita tidak bisa ikut mengatur, menyelesaikan apa yang terjadi didalamnya karena selama ini kita selalu memposisikan untuk selalu berada diluar karena kita selalu anti dengan hal-hal yang berkaitan dengan politik.
Padahal kita lupa, betapa banyaknya tokoh-tokoh alkitab yang Tuhan tempatkan mereka untuk menjadi Raja, Menjadi Hakim dan juga imam untuk mengatur kehidupan suatu bangsa.
Bagaimana kita bisa melihat Indonesia yang benar-benar merdeka, jika kita pun tidak bisa merdeka dalam berpikir dan bertindak untuk berbuat sesuatu yang baik terhadap bangsa ini. Apakah kita hanya akan diam saja? Apakah kita hanya berdoa saja? Jika Tuhan membukakan kita pintu, kenapa kita tidak mau masuk didalamnya?
Bukankah kita akan lebih tahu bagaimana cara kita menyelesaikannya jika kita juga ada didalamnya. Apakah kita hanya akan berpikir tentang sorga tanpa kita memikirkan bahwa kita juga masih tinggal didunia?
Lantas, Ditangan siapakah kesejahteraan Bangsa ini yang selama ini kita doakan dan perkatakan? Kenapa kita tidak mendoakan daripada hanya sekedar mencibir karena pilihan yang berbeda. Dan banyak sekali yang mengkritik dan mencibir postingan saya, yang ternyata ujung2nya pilihannya berbeda dan terlihat dari postingannya.
Sudah saatnya kita sadar akan masib bangsa ini. Sudah saatnya kita berbuat sesuatu untuk kesejahteraan bangsa ini. Doa saya, semoga semakin banyak anak-anak Tuhan yang perduli terhadap nasib bangsanya. Dan satu hal lagi “pilihan boleh beda, tapi persaudaraan selamanya”. Salam. (ivo)