TERAS, Manado– Masih berseliwerannya isu mendiskreditkan pemerintah di media sosial yang sifatnya provokatif, hasutan dan ajakan, sehingga tokoh pendidikan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) angkat bicara.
Mereka berharap semua elemen bersatu untuk menangkal dan mewaspadai agenda dari oknum tertentu ataupun kelompok kepentingan yang saat ini menyasar elemen masyarakat, mahasiswa dan anak sekolah untuk ditunggangi.
Ketika dihubungi awak media beberapa waktu yang lalu, Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Manado sekaligus sebagai Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Provinsi Sulut, Drs. Meidy Tungkagi, M.Si menyampaikan bahwa para siswa diajak agar tetap fokus pada tugas utamanya yaitu belajar, untuk mempersiapkan diri bagi masa depan.
Pihaknya tidak mengizinkan bagi siswanya turun ke jalan untuk melaksanakan aksi. Dirinya mengimbau kepada kepala sekolah SMA se-Provinsi Sulut untuk mengawasi siswanya agar tidak terhasut dan terprovokasi dengan ajakan turun kejalan untuk melakukan aksi karena tugas utama siswa adalah belajar.
“Para siswa diajak agar tetap fokus pada tugas utamanya yaitu belajar untuk mempersiapkan diri bagi masa depan. Kami tidak mengizinkan siswa turun ke jalan untuk melaksanakan aksi. Kepada seluruh kepala sekolah SMA se-provinsi Sulut untuk mengawasi siswanya agar tidak terhasut dan terprovokasi dengan ajakan turun kejalan melakukan aksi, karena tugas utama siswa adalah belajar,” kata Tungkagi.
Tanggapan yang sama dari Kepala Sekolah SMK 2 Manado sekaligus sebagai Wakil Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Provinsi Sulut, Drs Jenner Rein Rumerung. Ia mengimbau kepada para pelajar untuk tidak terpengaruh atas hasutan dan provokasi terkait seruan aksi.
Jika melanggar dan didapati ada anak sekolah yang turun mengikuti aksi di jalan, maka akan ada konsekuensi, karena sesuai tata tertib sekolah, peserta didik tidak diizinkan untuk ikut-ikutan, karena tugas utamanya adalah belajar dan saat ini fokus pada ujian praktek, melaksanakan kerja lapangan di dunia kerja dan industri serta belajar daring di rumah di bawah pengawasan orang tua dan para guru.
“Kami mengimbau kepada para pelajar untuk tidak terpengaruh atas hasutan dan provokasi terkait seruan aksi. Jika melanggar dan didapati ada anak sekolah yang turun mengikuti aksi di jalan, maka akan ada konsekuensi, karena sesuai tata tertib sekolah, peserta didik tidak diizinkan untuk ikut ikutan, karena tugas utamanya adalah belajar dan saat ini fokus pada ujian praktek, melaksanakan kerja lapangan di dunia kerja dan industri serta belajar daring di rumah di bawah pengawasan orangtua dan para guru,” tegas Rumerung.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat M.Sc DEA sebagai Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado menanggapi bahwa dirinya telah mengkonfirmasi kepada DR. Rony Gosal sebagai Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Unsrat untuk memonitor terkait rencana keikutsertaan mahasiswa Unsrat pada rencana aksi serentak tersebut dan berdasarkan laporan bahwa BEM Unsrat maupun yang ada di masing-masing Fakultas tidak akan ikut serta.
“Telah mengkonfirmasi kepada DR. Rony Gosal sebagai Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan Unsrat untuk memonitor terkait rencana keikutsertaan mahasiswa Unsrat pada rencana aksi serentak tersebut dan berdasarkan laporan bahwa BEM Unsrat maupun yang ada di masing-masing Fakultas tidak akan ikut serta,” jelasnya.
Lanjutnya, hal tersebut didukung dan sejalan dengan kehadiran KASAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M pada beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 11 April 2022 dalam pemberian kuliah umum terhadap mahasiswa Unsrat dengan mengimbau, mengajak mahasiswa untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan-ajakan aksi yang mengarah pada tindakan anarkis.
“Hal tersebut didukung dan sejalan dengan kehadiran KASAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M pada beberapa waktu yang lalu tepatnya pada 11 April 2022 dalam pemberian kuliah umum terhadap mahasiswa Unsrat dengan mengimbau, mengajak mahasiswa untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan-ajakan aksi yang mengarah pada tindakan anarkis,” pungkasnya.
Di masa pandemi saat ini, potensi terjadi cluster baru akibat kerumunan masih sangat rentan terjadi sehingga dibutuhkan peran aktif masyarakat, para kepala sekolah, guru dan orang tua serta stakeholder terkait lainnya untuk bersama menangkal berbagai hasutan dan provokasi yang menyesatkan oleh agenda terselubung oknum tertentu ataupun kelompok kepentingan yang berupaya menunggangi elemen masyarakat, pelajar dan mahasiswa. (YSL)