Cuaca Buruk Hantam Fasilitas Bandar Udara Sitaro

TERAS, Sitaro- Ruang tunggu Bandar Udara Siau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengalami kerusakan berat pada bagian atap.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Naha Tahuna, Dwi Arianto yang menjadi penanggung jawab Bandar Udara Siau menjelaskan, atap gedung terminal roboh pada 15 Februari 2021 sekitar pukul 01.00 WITA.

Sebelumnya, Dwi melanjutkan BMKG Sam Ratulangi telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk di wilayah Sulut pada 14-15 Februari.

“Fasilitas yang mengalami kerusakan antara lain atap dan rangka gedung terminal serta plafon,” kata Dwi Arianto, Kamis (18/3/2021).

Dwi juga mengatakan sebagai pihak yang bertangggungjawab terhadap pengelola Bandar Udara Siau, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada tanggal 15 Februari.

“UPBU Naha Tahuna saat ini sedang menunggu audit investigasi yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan bersama Direktorat Bandar Udara,” tandas Dwi.

Bandar Udara Siau yang mempunyai panjang landasan pacu 1.325 meter itu sebelumnya direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada November tahun lalu.

Namun peresmian bandara yang bisa menampung 17 ribu penumpang per tahun itu batal dilaksanakan ditengah semua persiapan yang sudah dilakukan.

Terkait pembatalan peresmian itu, Dwi menjelaskan bahwa alasan penundaan peresmian disebabkan jadwal Presiden.

“Peresmian yang diusulkan oleh Kementerian Perhubungan adalah peresmian 7 bandara di Indonesia, termasuk Bandar Udara Siau,” tandas Dwi.

Diketahui, Dari laporan Analisis Cuaca Ekstrim di Kabupaten Keplauan Sitaro yang dibuat oleh BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, disebutkan bahwa pada tanggal itu terjadi hujan sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada (15/2/2021) dini hari menyebabkan kerusakan infrastruktur di Bandara Siau,” tulis laporan BMKG.

Laporan itu menyimpulkan bahwa, kejadian cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan infrastruktur di Bandar Udara Siau secara umum disebabkan oleh terdapatnya pusat tekanan rendah di wilayah Samudera Pasifik bagian Barat yang menyebabkan adanya pertemuan massa udara (convergence), ditandai dengan penurunan kecepatan angin yang cukup signifikan menghasilkan pembentukan awan-awan hujan yang aktif hampir di seluruh wilayah Kabupaten Siau dan sekitarnya.

Kejadian hujan badai tersebut juga dapat dilihat dari kelembaban udara yang relatif sangat lembab dan citra radar yang menunjukkan terbentuknya awan-awan konvektif penyebab hujan intensitas sedang – lebat dan angin kencang sehingga menjadi penyebab Bandar Udara Siau mengalami kerusakan infrastruktur. (SKI)

Latest from Nusa Utara