Sangihe, TERASMANADO.COM — Komitmen meningkatkan kapasitas dan keselamatan kerja nelayan kembali diperkuat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Bertempat di Hayana Hotel, Rabu (26/11/2025), Bupati Michael Thungari membuka Pelatihan Basic Safety Training (BST) bagi nelayan. Namun, di balik apresiasinya terhadap pelatihan ini, Bupati menegaskan perlunya lompatan besar melalui perencanaan perikanan yang lebih strategis dan terukur.
Dalam sambutannya, Bupati Michael menyebut BST sebagai kebutuhan dasar bagi nelayan yang setiap hari menghadapi risiko di laut. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa peningkatan kapasitas SDM hanyalah salah satu bagian dari pembangunan sektor perikanan yang jauh lebih luas.
“Kita tidak boleh terpaku pada kegiatan-kegiatan rutin. Pengembangan sektor perikanan harus dimulai dari perencanaan matang melalui grand design yang lengkap, bukan program sporadis,” tegasnya.
Bupati menekankan pentingnya Dinas Perikanan memiliki dokumen perencanaan komprehensif sebagai dasar penyusunan roadmap pembangunan jangka panjang. Menurutnya, tanpa grand design yang solid, daerah akan sulit mengajukan pendanaan ke berbagai sumber, baik hibah, insentif fiskal, maupun kerja sama dengan dunia usaha.
“Semua peluang pendanaan itu hanya terbuka jika perencanaannya lengkap. Tanpa itu, kita tidak bisa bersaing,” ujarnya.
Dalam arahannya, Bupati Michael turut menyinggung rendahnya kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB daerah, meski 90 persen wilayah Sangihe merupakan laut.
“Potensi kita baru tergarap 5–10 persen. Ini ironi, mengingat mayoritas warga kita bergantung pada laut,” kata Thungari.
Ia menyebut salah satu kendala utama adalah terbatasnya kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan wilayah laut. Dengan seluruh area 0–12 mil menjadi domain pemerintah provinsi, perizinan pun harus diurus hingga provinsi atau pusat.
“Biaya dan jarak menjadi beban bagi nelayan kita. Karena itu, kami terus memperjuangkan agar sebagian kewenangan dapat dikembalikan ke kabupaten,” tuturnya.
Bupati juga menyoroti pentingnya penerapan ilmu keselamatan dalam situasi darurat. Ia mencontohkan insiden kapal Barcelona yang terbakar, di mana sebagian besar ABK memiliki sertifikat BST tetapi lupa prosedur penyelamatan.
“Yang ingat hanya satu ABK. Ia turunkan lifeline dan alat keselamatan lainnya. Artinya, ilmu ini harus benar-benar diinternalisasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Michael mengimbau seluruh nelayan dan pemilik kapal untuk mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam BPJS Ketenagakerjaan. Dengan iuran sekitar Rp20 ribu per bulan, menurutnya perlindungan bagi keluarga nelayan akan jauh lebih terjamin.
Mengakhiri sambutannya, Bupati berharap adanya dukungan anggaran lebih besar dari pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan sektor perikanan di Sangihe.
“Kita ingin kebutuhan nelayan segera diintervensi. Dengan dukungan anggaran yang lebih kuat, itu bisa kita wujudkan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa masa depan sektor kelautan Sangihe berada di tangan generasi nelayan saat ini, khususnya para nelayan muda. “Manfaatkan pelatihan ini sebaik mungkin. Masa depan perikanan Sangihe ada pada kita semua,” tutupnya. (Ayuk)



