Manado – Di tengah tantangan ekonomi global dan nasional yang masih lesu, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sulawesi Utara dan Garda Tipikor Sulawesi Utara menggelar kegiatan diskusi publik bertajuk NGOPI (Ngobrol Pintar) dengan tema “Semangat Bela Negara di Tengah Perekonomian yang Lesu”, bertempat di The Gade Coffee, Jl. Pierre Tendean, Manado, Rabu (16/04/2025).
Kegiatan ini dirancang sebagai ruang edukatif dan inspiratif untuk menumbuhkan semangat bela negara di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, dengan cara memperluas wawasan kebangsaan dan memperkuat pemahaman bahwa bela negara bukan semata-mata dalam bentuk pertahanan militer, tetapi juga melalui kontribusi di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor strategis, yakni Risat Sanger, SIP. (Ketua Forum Pimpinan Daerah Relawan Sulut), Pratikno (Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kanwil V Manado), dan Rendra Yuwana Wahyu Utomo (Kepala PT Penerbit Erlangga Cabang Manado), serta dihadiri oleh pengurus APTISI Sulut dan GTI Sulut. Diskusi berlangsung dinamis dan dihadiri oleh kalangan akademisi, mahasiswa, pelaku UMKM, dan Organisasi Kemasyarakatan.
Dalam paparannya, Risat Sanger menekankan bahwa di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil, semangat bela negara justru harus semakin diperkuat. Menurutnya, bela negara bukan hanya soal pertahanan militer, tetapi juga menyangkut ketahanan sosial dan ekonomi rakyat.
“Bela negara itu tidak hanya soal mengangkat senjata. Ketika masyarakat tetap bekerja keras, menjaga integritas, menolak praktik korupsi, dan ikut membangun ekonomi, itu juga bagian dari bela negara. Karena krisis ekonomi, kalau tidak ditanggapi dengan semangat gotong royong dan nasionalisme, bisa melemahkan daya tahan bangsa,” tegasnya.
Senada dengan itu, Pratikno dari PT Pegadaian menyampaikan bahwa literasi keuangan juga merupakan bagian penting dari upaya bela negara di era modern. Salah satu instrumen yang direkomendasikannya adalah investasi emas, yang dinilai sebagai solusi cerdas dan tidak lekang oleh waktu.
“Di tengah gejolak ekonomi global, emas tetap menjadi pilihan aman. Kami di Pegadaian terus mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mulai belajar dan membiasakan diri dengan investasi. Emas adalah salah satu yang paling mudah dijangkau dan dipahami,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Pegadaian juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, sebagai bentuk kontribusi dalam menguatkan fondasi ekonomi masyarakat. Program-program seperti edukasi keuangan, pelatihan kewirausahaan, hingga kemitraan dengan universitas menjadi bagian dari langkah strategis Pegadaian dalam mendukung ketahanan ekonomi berbasis penguatan sumber daya manusia.
Melengkapi diskusi, perwakilan dari PT Penerbit Erlangga, I Kadek Sutanegara, menyampaikan bahwa peran literasi dalam membentuk karakter generasi muda sangat penting untuk menumbuhkan semangat bela negara sejak dini. Erlangga, secara konsisten menerbitkan buku-buku edukatif seperti tema anti perundungan, anti korupsi, dan anti narkoba, yang menjadi fondasi pembentukan karakter bangsa.
“Ini adalah bagian dari bela negara dalam konteks pendidikan. Untuk mewujudkan generasi emas di masa depan, kita harus mulai dari pembentukan SDM yang mumpuni sejak sekarang. Ketika SDM sudah baik—berintegritas dan berdaya saing—maka ekonomi akan membaik dengan sendirinya,” ujar Kadek.
Kegiatan NGOPI ini menjadi ruang kolaborasi lintas sektor yang mempertemukan dunia pendidikan dan keuangan, dalam semangat bela negara membangun ketahanan nasional melalui jalan intelektual dan pemberdayaan ekonomi. Diskusi ini juga diharapkan menjadi pemantik semangat generasi muda untuk terus aktif berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Acara ini terselenggara atas kerja sama APTISI Sulut, GTI Sulut, dan didukung oleh PT Pegadaian serta PT Penerbit Erlangga. (*/ivo)